Selasa, 24 April 2012

MUTIARA HADIST

Amanah 
Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)


Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58)

Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini diperkuat dengan perintah-Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu amanah besar.

Itu juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab 72)

Dari nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya.

Amanah dan Iman

Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran. Sabda Rasulullah saw. sebagaimana disebutkan di atas menegaskan hal itu, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)

Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah saw. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya–, Rasulullah saw. bersabda, “Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari)

Macam-macam Amanah

Pertama, amanah fitrah. Dalam fitrah ada amanah. Allah menjadikan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada tauhid, kebenaran, dan kebaikan. Karenanya, fitrah selaras betul dengan aturan Allah yang berlaku di alam semesta. Allah swt. berfirman: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al-A’raf: 172)

Akan tetapi adanya fitrah bukanlah jaminan bahwa setiap orang akan selalu berada dalam kebenaran dan kebaikan. Sebab fitrah bisa saja terselimuti kepekatan hawa nafsu dan penyakit-penyakit jiwa (hati). Untuk itulah manusia harus memperjuangkan amanah fitrah tersebut agar fitrah tersebut tetap menjadi kekuatan dalam menegakkan kebenaran.

Kedua, amanah taklif syar’i (amanah yang diembankan oleh syari’at). Allah swt. telah menjadikan ketaatan terhadap syariatnya sebagai batu ujian kehambaan seseorang kepada-Nya. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan fara-idh (kewajiban-kewajiban), maka janganlah kalian mengabaikannya; menentukan batasan-batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya; dan mendiamkan beberapa hal karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karena lupa.” (hadits shahih)

Ketiga, amanah menjadi bukti keindahan Islam. Setiap muslim mendapat amanah untuk menampilkan kebaikan dan kebenaran Islam dalam dirinya. Rasulullah saw. bersabda:“Barangsiapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang rang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.” (Hadits shahih)

Keempat, amanah dakwah. Selain melaksanakan ajaran Islam, seorang muslim memikul amanah untuk mendakwahkan (menyeru) manusia kepada Islam itu. Seorang muslim bukanlah orang yang merasa puas dengan keshalihan dirinya sendiri. Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada segenap manusia. Amanah ini tertuang dalam ayat-Nya: “Serulah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasihat yang baik.” (An-Nahl: 125)

Rasulullah saw. juga bersabda, “Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan usaha Anda, maka hal itu pahalanya bagi Anda lebih dibandingkan dengan dunia dan segala isinya.” (al-hadits)

Kelima, amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi. Tujuannya agar manusia tunduk hanya kepada Allah swt. dalam segala aspek kehidupannya. Tentang amanah yang satu ini, Allah swt. menegaskan: “Allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah-belah tentangnya.” (Asy-Syura: 13)

Keenam, amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama). Untuk dapat menunaikan kewajiban, seorang muslim haruslah memahami Islam. “Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.” (At-Taubah: 122)

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)

sumber : Dakwatuna.com

Mutiara Hadist : Jadilah seperti Lebah

dakwatuna.comRasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).” (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)
Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”
Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.
Nah, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan, “Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69)
Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini:
Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih.
Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.
Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:
Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)
Karenanya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan).
Mengeluarkan yang bersih.
Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya!
Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan. “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)
Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.
Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.
Tidak pernah merusak
Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kerusakan terjadi akibat korupsi, ia memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke pengadilan.
Bekerja keras
Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras?“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Alam Nasyrah: 7)
Kerja keras dan semangat pantang kendur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan. Karena, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia –kecuali yang mendapat rahmat Allah– tidak suka jika dirinya “dirugikan” dalam upaya penegakkan keadilan.
Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan
Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4)
Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu
Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.
Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. Allahu a’lam. []Sumber : www.dakwatuna.com
Hadist tentang Taubat
1. Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa dirinya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Demi Allah, sesungguhnya saya membaca istighfar (memohon ampunan) dan bertobat pada Allah lebih dari tujuh puluh kali setiap harinya.” (HR Bukhari)

2. Anas bin Malik ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya Allah lebih suka menerima tobat hambaNYA melebihi kesenangan seseorang yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di tengah hutan.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Abu Musa Al-Asy’ary ra. meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah membentangkan rahmatNYA pada waktu malam untuk memberi kesempatan bertobat pada seseorang yang telah bermaksiat di siang harinya, juga membentangkan kemurahanNYA pada waktu siang untuk memberi kesempatan bertobat pada seseorang yang telah berdosa di waktu malamnya. Hal ini tetap dilakukan (Allah SWT) hingga matahari terbit dari barat.” (HR Muslim)

4. Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah menerima tobat dan memaafkannya.” (HR Muslim)

5. Abdullah bin ‘Umar ra. meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah senantiasa menerima tobat setiap hambaNYA selama ruh (nyawanya) belum sampai di tenggorokkannya.” (HR Tirmidzi)

6. Abu Said (Sa’ad bin Malik bin Sinan) Al-Khudry ra. meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Dahulu, di masa umat yang terdahulu, ada seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa. Kemudian ia ingin bertobat, sehingga mencari seorang alim. Ia lalu ditunjukkan untuk mendatangi seorang alim. Lalu ia menceritakan bahwa dirinya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, apakah masih ada jalan untuk bertobat? Sang alim itu menjawab, “Tidak ada”. Mendengar jawaban seperti itu, si pembunuh tadi langsung membunuh orang alim itu, sehingga genap seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian ia mencari lagi orang alim lainnya. Ketika telah ditunjukkan padanya, ia pun pergi menemuinya dan menceritakan bahwa dirinya telah membunuh seratus orang, apakah masih ada jalan untuk bertobat? Sang alim menjawab, “Masih ada pintu tobat, dan siapakah yang dapat menghalangi seseorang untuk bertobat? Pergilah kamu ke daerah itu, karena di sana banyak orang-orang yang taat kepada Allah. Dan berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka, dan jangan kembali ke negerimu itu yang merupakan perkampungan para penjahat”. Sang pembunuh itu lalu pergi ke daerah atau perkampungan tobat itu. Ketika masih di tengah perjalanan, mendadak sang pembunuh itu meninggal dunia. Melihat peristiwa itu, Malaikat Rahmat dan Malaikat Siksa berselisih paham. Malaikat Rahmat berkata, “Ia telah menempuh jalan untuk bertobat kepada Allah dengan sepenuh hatinya”. Sedang Malaikat Siksa berkata, “Ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali”. Maka datanglah satu Malaikat berupa manusia untuk dijadikan penengah (hakim) diantara kedua Malaikat tersebut. Malaikat yang menengahi itu berkata, “Ukur saja antara dua daerah yang ditinggalkan dan yang dituju, ke daerah manakah ia lebih dekat, kampung pertobatan atau kampung maksiat?” Setelah diukur, ternyata sang pembunuh lebih dekat ke perkampungan tobat ketika meninggal dunia, kira-kira sejengkal saja. Seketika itu juga, Malaikat Rahmat membawa ruh sang pembunuh. (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Allah memerintahkan kepada bumi yang dituju supaya mendekat, dan menyuruh bumi yang ditinggalkan supaya menjauh”.

7. Abdullah bin Abbas ra. dan Anas bin Malik ra., keduanya meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW brsabda, “Andaikan seorang anak Adam (manusia) mempunyai suatu lembah emas, pasti ingin mempunyai dua lembah. Dan tiada yang dapat menutup mulutnya (tidak ada yang dapat menghentikan kerakusannya pada dunia) kecuali tanah (kematian). Dan Allah berkenan memberi tobat pada siapa saja yang bertobat. (HR Bukhari dan Muslim)

Sumber : Mailist IMAAM  
Ucapkan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh’

Hadits Diriwayatkan oleh A'mran bin Hussaini

Assalamu'alaikum: 10 Pahala
Assalamu'alaikum warahmatullahi: 20 Pahala
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh: 30 Pahala.

Diriwayatkan oleh A'mran bin Hussaini: "Seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. dan berkata, ‘Assalamualaikum’ . Maka Rasulullah (s.a.w.) menjawab salam kemudian dia duduk. Maka Rasulullah berkata 'sepuluh pahala'. Kemudian datang yang lain memberi salam dengan berkata ‘Assalamualaikum warahmatullah’ , lalu Rasulullah jawab salam tadi, dan berkata 'dua puluh pahala'. Kemudian datang yang ketiga terus berkata ‘Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh’. Rasulullah pun menjawab salam tadi dan terus duduk, maka Rasulullah berkata 'tiga puluh pahala'. (Hadist Riwayat Abu Daud & Tirmizi)

Narrated Imran ibn Husayn: A man came to the Prophet (peace_be_upon_ him) and said: Peace be upon you! He responded to his salutation. He then sat down. The Prophet (peace_be_upon_ him) said: Ten. Another man came and said: Peace and Allah's mercy be upon you! He responded to his salutation when he sat down. He said: Twenty. Another man came and said: Peace and Allah's mercy and blessings be upon you! He responded to him and said when he sat down: and blessings be upon you! He responded to him and said when he sat down: thirty. (HR Abu Dawud Book #41, Hadith #5176)
kumpulan mutiara hadist
Pintu-pintu kebaikan

Mu'adz bin Jabal r.a berkata, "Aku pernah berkata, 'Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku amal yang dapat memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka'."Beliau menjawab, "Engkau menanyakan sesuatu yang besar, namun hal itu menjadi ringan bagi siapa saja yang diringankan oleh Allah Swt. Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukan- Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah."Kemuadian beliau bersabda, "Inginkah engaku kuberitahukan mengenai pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, shadaqah itu dapat menghapus kesalahan sebagaimana air dapat menghapus api, dan shalatnya seseorang di tengah malam." Kemudian beliau membaca surat As-Sajdah ayat 16, 'Tatajaafaa junuubuhum 'anil madhaaji'i.. ..hingga ya'maluun (lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan harap-harap cemas).'Kemudian beliau bersabda, "Inginkah kalian kuberitahukan pokok dari segala urusan dan puncak mahkotanya?" Aku menjawab, "Ingin, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Pokok dari segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad."Lalu beliau bersabda, "Maukah kalian kuberitahu kunci dari semua itu?" Aku menjawab, "Mau, wahai Rasulullah." Maka beliau menunjuk lidahnya seraya bersabda, "Kendalikan ini." Aku bertanya, "Wahai Nabiyullah, apakah kami akan dimintai pertanggungjawaban dengan apa yang kami katakan?" Beliau bersabda, "Celakalah engkau hai Mu'adz! Bukanlah yang menjerumuskan manusia ke dalam api neraka dengan wajah tersungkur adalah akibat lidah mereka?" (HR Tirmidzi)

Mendamaikan orang dengan adil
Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan shadaqahnya setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah shadaqah, menolong seseorang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barang ke atas kendaraannya adalah shadaqah, kata-kata yang baik adalah shadaqah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah shadaqah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah shadaqah." (HR Bukhari dan Muslim)


Menyingkirkan kemungkaran
Abu Sa'id Al-Khudriy r.a berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa diantara kalian melihat kemunkaran hendaklah ia merubah dengan tangannya; bila ia tidak mampu, maka dengan lisannya; dan kalau tidak mampu maka dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman." (HR Muslim)

Rambu-Rambu Allah
Abu Tsa'labah Al-Khusyaniy Jurtsum bin Nasyir r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan sejumlah kewajiban, maka janganlah meremehkannya. Dia telah meletakkan batasan-batasan (hukum) maka janganlah kalian melanggarnya; Dia telah mengharamkan sejumlah perkara, maka janganlah kalian jatuh kedalamnya; Dia juga telah mendiamkan beberapa perkara sebagai rahmat untuk kalian dan bukan karena lupa, maka janganlah mempersoalkannya (apa yang telah didiamkan oleh Allah ini)." (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dan lain-lain)

Jalan menuju SorgaAbu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari r.a menerangkan bahwa ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah Saw, ia berkata, "Bagaimana pendapatmu, jika aku telah mengerjakan shalat maktubah (shalat fardhu lima waktu), berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan aku tidak menambahnya dengan suatu apapun. Apakah aku bisa masuk surga?" Beliau menjawab, "Ya." (HR Muslim)

Istiqamah dan Iman
Abu Amr Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafy r.a berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku suatu ungkapan tentang Islam yang tak akan kutanyakan kepada seorang pun selain engkau!. Beliau bersabda, 'Katakan, "Amantu Billah" (aku beriman kepada Allah), kemudian istiqamah-lah' ." (HR Muslim)

Takwa kepada Allah dan akhlak terpujiAbu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu'adz bin Jabal r.a menerangkan, Rasulullah Saw bersabda, "Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji." (HR Tirmidzi)

Berakhlak baik
Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling aku sukai dari kalian dan orang yang paling dekat kedudukannya dari kalian denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling baik akhlaqnya dari kalian." (HR Tirmidzi)

Puasa
"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian ia iringi enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa satu tahun." (HR Muslim)

Jiwa seorang muslim terpelihara
Ibnu Mas'ud r.a berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan aku adalah Rasul-Nya, kecuali disebabkan oleh salah satu dari tiga hal: tsayyib (orang yang sudah menikah/janda/ duda) yang berzina, membunuh orang, meninggalkan agamanya serta memisahkan diri dari jamaah." (HR Bukhari dan Muslim)

Ukhuwah islamiah
Abu Hamzah, Ans bin Malik ra. menerangkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR Bukhari dan Muslim)

Menyibukkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat
Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Diantara (tanda) kebaikan keislaman seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tak berguna baginya." (HR Tirmidzi)

Dikutip oleh Shelly Murdas (I muslimah)

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling utama di hadapan Allah ialah orang yang lebihdahulu mengucapkan salam." (HR At-Tirmidzi)

Khalifah Ali :
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.

Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab r.a, bahwa diaberkata, aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda,"Segala amal perbuatan itu tergantung niatnya.,sedangkan masing-masing orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa (berniat) hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya adalah (bernilai)hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan orang yang hijrahnya (diniatkan) untuk mendapatkan keduniaan atau demi seorang wanita yang ingin dinikahinya maka(nilai) hijrahnya adalah sebagaimana yang dia tuju."(HR Bukhari dan Muslim)


Rasulullah Saw bersabda, "Dua rakaat fajar (shalatsunnah sebelum Subuh) lebih baik dari dunia danseisinya." (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah saw.bersabda, "Bila sesuatu kaum berkumpul pada salah satudari rumah-rumah Allah dimana mereka membaca danmempelajari Al Quran maka turunlah ketenangan ditengah-tengah mereka, serta mereka selalu diliputioleh rahmat, dikerumuni oleh malaikat, dandisebut-sebut Allah di depan malaikat yang berada disisiNya." (Riwayat Muslim)

Rukun Iman
Diriwayatkan dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab r.a bahwa dia telah berkata, aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Islam itu dibangun diatas lima dasar (syahadat) bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

---------------------------------
Diriwayatkan dari Umar r.a bahwa dia berkata, "Ketika kami sedang duduk-duduk pada suatu hari, tiba-tiba muncul seorang laki-laki dengan mengenakan pakaian yang sangat putih, rambutnya sangat hitam, dan tidak terlihat pada dirinya bekas selesai melakukanperjalanan. Tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Diapun segera duduk dihadapan nabi Muhammad Saw lalu dia menyandarkan kedua lututnya pada pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua paha beliau.

Dia berkata, 'Ya Muhammad, beritahukan (ajarkan) kepadaku tentang Islam.' Rasulullah menjawab, 'Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah; dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau tegakkan shalat, engkau tunaikan zakat, engkau laksanakan puasa Ramadhan, dan engkau tunaikan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu menempuh perjalanan kesana.' Dia berkata, 'Engkau benar.' Kami pun merasa heran terhadapnya; dia sendiri yang bertanya kepada beliau dan dia juga yang membenarkan jawaban beliau.

Dia berkata, 'Beritahukan kepadaku tentang iman.' Beliau menjawab, 'Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul- Nya, hari akhir dan beriman pada takdir yang baik maupun yang buruk.' Dia berkata, 'Engkau benar.' Dia berkata lagi, 'Beritahukan kepadaku tentang ihsan.' Beliau menjawab, 'Engkau beribadah kepada Allah seakan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak (beribadah kepada-Nya seakan) Dia yang sedang melihatmu.

Dia bertanya lagi, 'Beritahukan kepadaku perihal (terjadinya) kiamat.' Beliau menjawab, 'Yang ditanya perihal kiamat tidaklah lebih tahu daripada penanya.' Dia berkata lagi, 'Kalau begitu, beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya. 'Beliau menjawab, 'Jika seorang budak wanita melahirkantuan putrinya dan jika kamu lihat orang-orang yang tak beralas kaki, tidak mengenakan pakaian, miskin, bekerja sebagai penggembala kambing, namun mereka saling berbangga dengan bangunan yang tinggi.' Orang itu pun pergi, sedangkan aku masih saja diam cukup lama. Kemudian, Rasulullah bertanya kepadaku, 'Umar, tahukah kamu, siapakah sebenarnya orang yang bertanya tadi?' Aku jawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Beliau bersabda, "Sebenarnya, dia adalah Jibril yang sengaja datang kepada kalian untuk mengajarkan kepada kalian perihal ajaran agama kalian." (HR Muslim) 

Kelebihan surah-surah Al Qur'an
Terdapat banyak hadith yang menceritakan kelebihan surah-surah tertentu.

Semua hadith berikut telah diyakini bukan tergolong dalam hadtih dho'if jauh sekali hadith maudhu' :

SURAH AL-FATIHAH Sabda Rasulullah s.a.w.,"Sebaik-baik Al-Quran adalah ......(iaitu surah al-Fatihah (H.R. Baihaqi)

SURAH AL-BAQARAH Sabda Rasulullah s.a.w.,"Bacalah surah al-Baqarah di rumahmu kerana sesungguhnya syaitan tidak akan masuk rumah yang dibaca di dalamnya surah al-Baqarah."(H.R. Al-Hakim)

SURAH AL-KAHFI Sabda Rasulullah s.a.w. ,"Barangsiapa membaca surah al-Kahf pada hari Jumaat nescaya cahaya meneranginya selama di antara 2 Jumaat."(H.R. al-Baihaqi)

SURAH YASIIN Sabda Rasulullah s.a.w. ,"Barangsiapa membaca surah Yasiin di permulaan hari akan dipenuhi hajat pada hari itu."(H.R. Al-Darimi)

SURAH AL-DUKHAN Sabda Rasulullah s.a.w. ,"Barangsiapa membaca surah al-Dukhan di waktu malam maka meminta ampun baginya 70000 para malaikat di waktu pagi."(H.R. al-Tirmidzi)

SURAH AL-MULK Sabda Rasulullah s.a.w. ,"Sesungguhnya dalam Al-Quran ada satu surah yang mempunyai 30 ayat yang memberi syafaat kepada seorang lelaki sehingga ia diberi keampunan iaitu.......(iaitu surah Al-Mulk)."(H.R, al-Nasai')

SURAH AL-KAFIRUN Sabda rasulullah s.a.w. ,"Apabila kamu hendak tidur di waktu malam maka hendaklah kamu membaca ...(surah al-Kafirun) kemudian tidurlah bila selesai membacanya kerana ia adalah pembebasan daripada syirik."(H.R. al-Tirmidzi)

SURAH AL-IKHLASH Sabda Rasulullah s.a.w. ,"Barangsiapa membaca .....(surah Al-Ikhlash) seolah-olah ia membaca sepertiga Al-Quran."(H.R. al-Tirmidzi)

Dikutip dari Cindai (http://zana1038.blogspot.com/)

mutiara hadist
Rasulullah Saw bersabda, "Saat seseorang paling dekatdengan Tuhannya adalah pertengahan malam terakhir.Jika kamu sanggup menjadi orang yang mengingat Allah ta'ala pada saat itu, maka lakukanlah." (HR Abu Dawuddan Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah, ujarnya, Rasulullah Saw bersabda,"Apabila kamu sekalian mendengar iqamah, maka pergilah shalat dan hendaklah kamu tenang dan tentram, jangan kamu tergesa-gesa. Jika kamu dapati (imam telah shalat), maka shalatlah (mengikutinya) ; sedang jika kamu tertinggal, maka sempurnakanlah (rakaat yangtertinggal). " (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas, sesungguhnya Nabi Muhammad Saw bersabda,"Luruskanlah barisan-barisan kamu dan hendaklah kamu saling merapat dan sejajarkanlah bahu-bahu kamu." (HRAbu Dawud)

Rasulullah Saw bersabda, "Bersihkanlah tubuh kalian,niscaya Allah akan membersihkan kalian (dari dosa-dosakalian), karena sesungguhnya tiada seorang hamba punyang tidur pada malam hari dalam keadaan bersuci,melainkan ia selalu ditemani oleh seorang malaikatyang ada pada baju dalamnya. Tidak sekali-kali ia membalikkan badannya pada saat tidur, melainkan malaikat tersebut berdoa, 'Ya Allah, ampunnilah hamba-Mu ini. Sesungguhnya ia tidur dalam keadaan bersuci." (HR Thabrani, dari Ibnu Umar)

Dari Abu Umamah, ujarnya, Rasulullah Saw. ditanyaorang, "Kapankah doa paling didengar (oleh Allah)?."Sabdanya, "Pada pertengahan akhir malam dan (sesaat)sesudah selesai shalat-shalat wajib." (HR Tirmidzi)

Rasulullah Saw bersabda, "Saat paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya yaitu ketika dia sujud. Karena itu, perbanyaklah doa (saat itu)." (HR Muslim)

Dari Jabir r.a berkata, " Rasulullah Saw bersabda, "Setiap perbuatan baik itu adalah shadakah." (Riwayat Bukhari)

Dari Anas r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda,"Barangsiapa yang keluar dengan tujuan untuk menuntut ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga ia kembali." (Riwayat At Turmudzi)Dari Abu Musa al-'Asy'ari r.a, katanya, Nabi Muhammad Saw berkata, "Setiap orang Islam berkewajiban untuk bersedekah." Para sabahat bertanya."Kalau tidak ada apa-apa ?" Rasul menjawab, "Ia berusaha dengan kedua tangannya, lalu ia mendapat manfaat bagi dirinya dania bersedekah." Mereka bertanya, "Kalau ia tidak sanggup, atau tidak melakukannya ?" Rasul menjawab,"Ia membantu orang yang menderita dan memerlukan bantuan." Mereka bertanya, "Kalau tidak dilakukannya?" Rasul menjawab, "Ia menyuruh melakukan kebaikan."Mereka bertanya, "Kalau ia tidak melakukannya ?"Beliau menjawab, "Ia menahan diri untuk tidak melakukan kejahatan. Itu berarti sedekah baginya."(Riwayat Bukhari)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke sorga." (Riwayat Muslim)

Dari Anas r.a berkata, saya mendengar Rasulullah Sawbersabda, "Allah ta'ala berfirman : "Wahai anak Adam,selama kamu berdo'a dan mengharap kepadaKu niscaya Aku ampuni dosa yang telah kamu lakukan dan Aku tidak memperdulikan berapa banyaknya. Wahai anak Adam,seandainya dosa-dosamu bagaikan awan di langit kemudian kamu minta ampun kepadaKu, niscaya Aku mengampunimu, dan Aku tidak mempedulikan berapa banyak dosamu. Wahai anak Adam seandainya kamu datang kehadapanKu dengan membawa dosa seisi bumi kemudian bertemu dengan Aku tanpa menyekutukan sesuatu apa pundenganKu, niscaya Aku mengampuni dosa yang seisi bumi itu." (Riwayat At Turmudzy)

(dikutip oleh Shelly) 


mutiara hadist
Dari Aisyah r.a, berkata, saya mendengar RasulullahSaw. bersabda, "Sesungguhnya orang mukmin itu denganbudi pekertinya yang baik dapat mengejar derajat orangyang selalu berpuasa dan shalat malam." (Riwayat Abu Daud)
******

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke sorga." (Riwayat Muslim)
******

"Amal itu kerangka yang mati, dan ruhnya adalah keikhlasan yang ada padanya."
Ibn 'Atha'illah, Al-Hikam, No. 10, Hal. 29
******

Dari Abu Musa al-'Asy'ari r.a, katanya, Nabi MuhammadSaw berkata, "Setiap orang Islam berkewajiban untuk bersedekah." Para sabahat bertanya."Kalau tidak adaapa-apa ?" Rasul menjawab, "Ia berusaha dengan kedua tangannya, lalu ia mendapat manfaat bagi dirinya dania bersedekah." Mereka bertanya, "Kalau ia tidak sanggup, atau tidak melakukannya ?" Rasul menjawab,"Ia membantu orang yang menderita dan memerlukan bantuan." Mereka bertanya, "Kalau tidak dilakukannya?" Rasul menjawab, "Ia menyuruh melakukan kebaikan."Mereka bertanya, "Kalau ia tidak melakukannya ?"Beliau menjawab, "Ia menahan diri untuk tidakmelakukan kejahatan. Itu berarti sedekah baginya."(Riwayat Bukhari)
******

Dari Anas r.a berkata, saya mendengar Rasulullah Sawbersabda, "Allah ta'ala berfirman : "Wahai anak Adam,selama kamu berdo'a dan mengharap kepadaKu niscaya Aku ampuni dosa yang telah kamu lakukan dan Aku tidak memperdulikan berapa banyaknya. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu bagaikan awan di langit kemudian kamu minta ampun kepadaKu, niscaya Aku mengampunimu, dan Aku tidak mempedulikan berapa banyak dosamu. Wahai anak Adam seandainya kamu datangkehadapanKu dengan membawa dosa seisi bumi kemudian bertemu dengan Aku tanpa menyekutukan sesuatu apa pun denganKu, niscaya Aku mengampuni dosa yang seisi bumiitu." (Riwayat At Turmudzy)
******

Dari Abu Ayyub r.a bahwasanya Rasulullah Saw.bersabda, "Barangsiapa yang puasa pada bulan Ramadhan kemudian diikutinya dengan puasa enam hari dari bulan Syawal maka ia seperti puasa sepanjang tahun."(Riwayat Muslim)
******

Dari Ibnu 'Abbas r.a, dari Nabi Muhammad Saw yangdiriwayatkannya dari Tuhannya, beliau bersabda, Allahberkata, "Sesungguhnya Allah menuliskan semuakejahatan dan kebaikan, kemudian dijelaskannya: Siapa yang berniat melakukan satu kebaikan dan tidak dilaksanakannya, maka Allah menuliskan disisi-Nya untuk orang itu satu kebaikan yang sempurna. Kalau orang itu berniat melakukan suatu kebaikan dan hal itu dilaksanakannya, maka Allah menuliskan disisi-Nyauntuk orang itu sepuluh kebaikan sampai tujuh ratuskali lipat, sampai berlipat ganda. Siapa yang berniatmelaukan suatu kejahatan, tetapi tidak dilaksanakannya, maka Allah menuliskan disisi-Nya untuk orang itu satu kebaikan yang sempurna. Tetapi kalau ia berniat melakukan kejahatan dan dilaksakannya, maka Allah menuliskan disisi-Nya untuk orang itu, satu kejahatan." (Shahih Bukhari IV)
******

Dari Ibnu Mas'ud r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda,"Maukah kamu sekalian aku beritahu tentang orang yang diharamkan untuk masuk neraka? Atau tentang orang yang mana neraka diharamkan padanya? Neraka itu diharamkan pada setiap orang yang mendekatkan diri kepada Allah,yang bersikap lemah lembut, lunak dan suka mempermudah. "
******

Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anakmu dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik." (HR. AbdurRazzaq & Said bin Mansyur)

******
Dari Ibu 'Abbas r.a, katanya, Nabi Muhammad Sawbersabda, "Ada dua nikmat yang sering kebanyakan manusia tertipu tentangnya (sering melupakannya) ,yaitu: waktu sehat dan waktu senggang." (ShahihBukhari IV no.1737)
******

Dari Amru bin Syu'aib r.a meriwayatkan dari ayahnya,dari kakeknya r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Jika salah seorang diantara kamu resah (menjelang) tidur,hendaklah ia mengatakan, 'Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari marah-Nya,hukuman-Nya, dan dari kejelekan hamba- hamba-Nya,serta dari berbagai godaan setan dan kehadirannya. 'Sesungguhnya setan sama sekali tidak akan membahayakannya. "(HR Abu Daud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa'i)
******

Rasulullah Saw bersabda, "Dalam tubuh manusia ada segumpal darah yang jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya. Namun jika rusak, rusak pulalah seluruh tubuhnya. Segumpal darah itu ialah hati."(HR Bukhari dan Muslim dari An-Nu'man bin Basyir)
******

Hendaknya kamu berhati-hati untuk berdusta.Sesungguhnya kedustaan itu membawa kepada kejahatan,dan kejahatan itu membawa ke neraka. Kalaulahseseorang itu terus menerus berdusta, dan memelihara kedustaan, maka ia digelari disisi Allah sebagai pendusta. (HR Muslim, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)
******

Rasulullah Saw mengatakan bahwa kebencian dan kedengkian merupakan salah satu penyakit umat yang sangat berbahaya, dan sangat mempengaruhi agamanya. Beliau bersabda, "Manusia akan tetap berada di dalamk ebaikan selama dia tidak mempunyai rasa dengki."(Diriwayatkan oleh Thabrani)
******

(Dikutip oleh Shelly M)

mutiara hadist
Kebahagiaan orang yang beriman adalah dengan mencintai Allah SWT. Dan mencintai Allah SWT merupakan puncak dari segala kebahagiaan dan hanya dinikmati oleh mereka yang sungguh-sungguh beriman dan tidak mau menerima kebahagiaan selainnya."
( DR. Aidh al-Qarni)
********

Hati yang lurus Seseorang tidak bisa dipegang amanahnya sehingga lurus lisannya, dan dia tidak lurus lisannya sehingga lurus hatinya. (al Hasan al Bashri/Al Adab asy Syar'iyyah, Ibnu Muflih)

********
Orang alim itu bukanlah yang mengetahui kebaikan dari yang buruk, tetapi orang alim adalah yang mengetahui kebaikan lalu mengikutinya dan mengetahui keburukan lalu menjauhinya. (Sufyan bin Uyainah/ Az Zuhd, Imam Ahmad)
********

Tiga Perkara
"Ada tiga perkara pada diriku, aku tidak menyebutkannya kecuali supaya dapat diambil pelajaran, Pertama "Aku tidak mendatangi penguasa (sulthan) kecuali jika di undang, kedua, Aku tidak masuk pada dua orang kecuali setelah keduanya mempersilahkanku masuk diantara mereka, ketiga, tidaklah aku menyebutkan seseorang setelah dia pergi dari sisiku kecuali kebaikan-kebaikan." (Al Ahnaf bin Qais)

********
Imam Malik:
"Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa: aku terkadang berbuat salah dan terkadang aku benar. Oleh sebab itu, perhatikanlah pendapat-pendapatku: semua yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, terimalah; dan semua yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, abaikanlah." - Ibn 'Abdul Barr in Jaami' Bayaan al-'Ilm (2/32)
********
Ibnu Umar r.a. pernah ditanya : "Apakah pakaian yang baik untuk dipakai?"
Yaitu : "Pakaian yang kiranya tidak dicemoohkan oleh orang yang budi pekertinya rendah dan tidak pula kiranya dicela oleh orang-orang yang bijaksana."

********
Orang itu bertanya lagi : "Jadi yang bagaimana?"
Jawabnya : "Yang sedang saja, terlalu murahpun tidak dan terlalu mahal pun tidak."

Akan datang kepada manusia suatu masa ketika kemanisan hati berubah menjadi masin. Sehingga pada hari itu, orang yang berilmu dan orang yang memepelajari ilmu tak dapat mengambil manfaat dari ilmunya. Maka hati orang-orang berilmu seumpama tanah kosong yang bergaram yang turun atasnya hujan dari langit maka tidak juga menjadi tawar. Iaitu, apabila condong hati orang berilmu kepada cinta dunia dan melebihkannya atas cinta akhirat, maka pada saat itu dicabutlah oleh Allah sumber-sumber hikmah dan dipadamkanlah lampu petunjuk dari hati mereka. Maka akan berceritalah kepadamu orang yang berilmu di antara mereka itu, ketika engkau menjumpainya bahawa ia takut kepada Allah dengan lisannya, sementara kezaliman jelas kelihatan pada amal perbuatannya. Alangkah suburnya lidah mereka dan tanduslah hati mereka ketika itu! Tidaklah terjadi yang demikian itu selain kerana para guru mengajar bukan kerana Allah dan para pelajar belajar bukan kerana Allah.
{Ibnu mas'ud ra.}

********
Sesungguhnya Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang orang yang tidak berpengetahuan. ( QS. Hud ; 46 )
Sebaliknya , Ilmu adalah cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh dan bahan bakar bagi tabiat.

********
Wasiat Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib r. a.
Wahai Ali, Bagi ahli ibadah itu ada 3 tanda-tandanya :
1. Mengawasi dirinya
2. Menghisab dirinya
3. Memperbanyak ibadah kepada Allah SWT

********
Jika kalian selesai membaca tasyahud akhir, hendaklah ia memohon perlindungan Allah atas empat perkara:
dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari cobaan hidup dan mati, dan dari cobaan Al-Masih Ad-dajjal " (HR. Muslim)"

********
Menemukan Empat Hal di Empat Tempat:" Aku pernah mencari empat hal di dalam empat jalan, ternyata salah jalan. Namun aku justru menemukannya dalam empat hal yang lain.

Pertama, aku mencari kekayaan dengan mengumpulkan harta benda, tapi aku tidak menemukannya. Ternyata aku temukan kekayaan itu pada sifat qana'ah (merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah SWT).Kedua, aku mendambakan hidup tenang pada harta benda yang melimpah, namun ia kutemukan di dalam harta yang sedikit.Ketiga, aku mencari kelezatan dengan mengejar kenikmatan, namun ia kutemukan pada badan yang sehat.Dan keempat, aku mencari rezeki di bumi, tapi ia kutemukan di langit"

Syaikh Hamid Al-Laffaf rahimahullahDiambil dari majalah tarbawi ed:166 th 8, 9 Nov 2007M

********
Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah salallahu alayhi wa sallam, beliau bersabda:"Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah memanggil malaikat Jibril dan berfirman: "Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia. Kemudian Jibril mencintai orang itu dan berkata kepada penghuni langit: "Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia." Penghuni langitpun akhirnya mencintai orang itu. Setelah itu kecintaanya diteruskan kepada penghuni bumi. Dan apabila Allah membenci seseorang, maka Allah memanggil malaikat Jibril dan berfirman: Aku membenci si fulan, maka bencilah dia. Kemudian Jibril membenci orang itu. Setelah itu Jibril berkata kepada penghuni langit: Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia. Mereka membencinya. Kemudian kebenciannya tersebut diteruskan kepada penghuni bumi." [HR: Muslim]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar