Minggu, 29 Juli 2012

RAHASIA-RAHASIA SHADAQAH


RAHASIA-RAHASIA SHADAQAH

Sahabat Hikmah…
Shadaqah merupakan amal yang utama, tetapi apa RAHASIA2 dibalik SHADAQAH?

1. Bersedekah adalah atas HARTA yang DICINTAI

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَءَاتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَءَاتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu KEBAJIKAN, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah BERIMAN kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan MEMBERIKAN HARTA yang DICINTAINYA kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan SHALAT, dan menunaikan ZAKAT; dan orang-orang yang MENEPATI JANJInya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang SABAR dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang BENAR (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang BERTAKWA”. (QS. Al-Baqarah: 177)



“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada KEBAJIKAN (yang sempurna), sebelum kamu MENAFKAHKAN sebahagian HARTA yang kamu CINTAI. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali ‘Imran : 92)

2. Bersedekah terhadap orang yang BERHUTANG

Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah TANGGUH sampai dia berkelapangan. Dan MENYEDEKAHKAN (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”. (QS. Al-Baqarah: 280)

3. Kepada BINATANG saja bernilai SEDEKAH, apalagi MANUSIA.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Pada suatu hari yang terik, ada seorang wanita PELACUR melihat seekor ANJING sedang mengelilingi sebuah sumur. Anjing itu menjulurkan lidahnya karena kehausan. Si pelacur lalu membuka sepatunya dan mengisinya dengan air sumur tersebut lalu diberikan kepada anjing tersebut. Wanita itu dimapuni dosa-dosanya” (HR. Muslim)

4. Walau SEDIKIT atau BERKATA-KATA BAIK saja adalah SEDEKAH yang akan MENYELAMATKAN dari API NERAKA.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Jauhilah api neraka meskipun hanya (bersedekah) dengan SEPAROH KURMA. Jika kamu tidak menemukannya, maka (cukup) dengan KATA-KATA yang BAIK.”
[HR. Bukhari (6023), Muslim (7/101), Ahmad, (4/256), Nasa'i (5/75), Darimi (1390), Baihaqi (1/390) dalam kitabnya sunan kubra]

5. Setiap MUSLIM BISA Bersedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “‘SETIAP MUSLIM bersedekah.’
Para shahabat bertanya, ‘wahai Rasulullah, bagaimana jika TIDAK MAMPU?’, Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘BEKERJALAH dengan tangan sendiri sehingga BERMANFAAT bagi dirinya, lalu ia BERSEDEKAH.’
Para shahabat bertanya, ‘Bagaimana jika TIDAK MAMPU?’, Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘MENOLONG orang yang mempunyai kebutuhan dan yang sedang susah.’
Para shahabat bertanya lagi, ‘Bagaimana jika dia TIDAK DAPAT melakukannya?’, Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘MEMERINTAHKAN berbuat BAIK atau berbuat makruf.’
Para shahabat bertanya lagi, ‘Jika dia TIDAK DAPA melakukannya?’, Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘MENAHAN DIRI dari berbuat buruk, maka hal itu merupakan SEDEKAH bagi DIRINYA.’ (HR. Bukhari dan Muslim)

6. SENYUM, DZIKIR, DAKWAH dan SHOLAT adalah SEDEKAH
Rasulullah SAW bersabda:
“SENYUMMU di hadapan wajah SAUDARAMU adalah SEDEKAH” (Al Hadits)

Walau dengan berdzikir, amar ma’ruf nahi munkar dan sholat.
Abu Dzar r.a. berkata : Nabi saw bersabda : Pada tiap pagi ada kewajiban pada tiap-tiap persendian untuk bersedekah. Dan tiap TASBIH itu sedekah, dan tiap TAHLIL (La ilaha Illallah) itu sedekah, dan tiap TAHMID itu sedekah, dan tiap TAKBIR itu sedekah, dan MENGANJURKAN KEBAIKAN itu sedekah, dan MENCEGAH KEMUNGKARAN itu sedekah, dan CUKUP untuk menggantikan semua itu 2 raka’at sunnat DLUHA.(HR. Muslim)

7. Kepada siapa BERSEDEKAH ?

“ Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka INFAKKAN. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu INFAKKAN hendaklah diberikan kepada IBU-BAPAK, kaum KERABAT, anak-anak YATIM, orang-orang MISKIN dan orang-orang yang sedang dalam PERJALANAN (MUSAFIR)." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah : 215)

Diantara contoh indah yang diteladankan orang-orang terdahulu kepada kita dalam berinfak adalah seperti tertulis dalam kisah berikut;
Abu Thalhah Al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu, adalah orang Anshar di Madinah yang tergolong paling banyak hartanya, dan harta yang paling dicintainya adalah Bairuha (Nama tempat di Madinah, sejenis kebun), yang letaknya berhadapan dengan Masjid Nabawi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memasukinya dan pernah meminum airnya yang segar. Setelah ayat berikut ini turun,

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ ٣:٩٢

“Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali ‘Imraan: 92)

Kemudian, Abu Thalhah pergi menuju tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata

“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman dalam Kalam-Nya, “Kamu belum menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai,..” (Ali ‘Imraan: 92) dan diantara harta saya yang saya cintai adalah Bairuha, maka ia akan saya jadikan sedekah bagi Allah Ta’ala. Saya mengharapkan semoga ia akan menjadikan kebajikan dan amalan saya disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maka, ia kuserahkan kepada engkau (yaa, Rasulullah) dan terserah kepada siapa ia akan engkau berikan!”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itulah keberuntungan, itulah keberuntungan, itulah keberuntungan. Dan aku telah mendengar apa yang telah engkau katakan. Itu lebih baik engkau sedekahkan kepada keluarga terdekat(mu)” (HR. Bukhari dan Muslim). Lalu, Bairuha dibagi-bagikan kepada kerabat dekat Abu Thalhah dan kepada anak-anak pamannya.

8. BERSEDEKAH Fi Sabilillah adalah memberikan PINJAMAN yang BAIK kepada Allah SWT.

Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Siapakah yang mau memberi PINJAMAN kepada Allah, pinjaman yang BAIK (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA yang BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”. (QS. Al-Baqarah: 245)

9. SEDEKAH adalah Tanda KETAKWAAN

Shadaqah adalah tanda dan ciri ketaqwaan seorang muslim.Allah -Ta’ala- berfirman,

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka“. (QS. Al Baqarah : 2-3)

" Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang BERTAQWA, (yaitu) orang-orang yang MENAFKAHKAN (hartanya), baik di waktu LAPANG maupun SEMPIT, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran : 133-134)

10. BERSEDEKAHLAH Selagi BISA Sebagai BEKAL Menuju Akhirat
Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, BELANJAKANLAH (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang Telah kami berikan kepadamu SEBELUM datang HARI yang pada hari itu TIDAK ADA LAGI jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zhalim“. (QS. Al Baqarah : 254)

Al-Allamah Abdur Rahman bin Nashir As-Sa’diy -rahimahullah- berkata,
“Ini merupakan kelembutan Allah terhadap para hamba-Nya, karena Allah memerintahkan mereka untuk mempersembahkan sesuatu yang Allah berikan kepada mereka, berupa shadaqah wajib (zakat), dan shadaqah mustahab (tidak wajib) agar hal itu menjadi TABUNGAN, dan PAHALA yang banyak bagi mereka pada hari orang-orang yang beramal butuh kepada setitik kebaikan; tak ada lagi perniagaan di hari itu. Andai seorang menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi dari siksaan pada hari kiamat, maka tak akan diterima darinya; tak akan bermamfaat baginya seorang kekasih, dan sahabat, baik itu karena kedudukannya atau syafa’atnya. Itulah hari yang merugi para pelaku kebatilan di dalamnya, dan akan terjadi kehinaan bagi orang-orang yang zhalim”. [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal. 110)]

11. Shadaqah Adalah PERISAI Dari Neraka

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لِيَتَّقِ أَحَدُكُمْ وَجْهَهُ النَّارَ وَلَوْبِشِقِّ تَمْرَةٍ

“Handaknya salah seorang diantara kalian MELINDUNGI wajahnya dari NERAKA, sekalipun dengan SEBELAH BIJI KURMA”. [HR. Ahmad. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (864)]

12. Shadaqah PENGHAPUS Kesalahan

Setiap anak cucu adam tidak lepas dari kesalahan, namun Allah yang Maha pemurah telah memberikan suatu sebab yang dengannya bisa menghapuskan kesalahan-kesalahan dari anak cucu adam dan sebab tersebut adalah dengan bershadaqah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ

“Shadaqah itu MEMADAMKAN (menghapuskan) KESALAHAN sebagaimana AIR memadamkan API” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/321), dan Abu Ya’laa. Lihat Shohih At-Targhib (1/519)]

13. Shadaqah PELINDUNG Di Padang Mahsyar

Ketika manusia menanti keputusan di padang mahsyar dan sibuk dengan urusan masing-masing. Manusia pada saat itu tidak peduli lagi dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka. Matahari didekatkan dengan jarak satu mil, pada saat itulah seseorang sangat membutuhkan pahala shadaqah yang bisa menaungi mereka.

Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

كُلُّ امْرِئٍ فِيْ ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ

“Setiap orang berada dalam NAUNGAN SHADAQAHNYA hingga diputuskan perkara di antara manusia“. [HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. Hadits ini shohih sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib wa At-Tarhib (872)]

14. Shadaqah PEMADAM Panas Di Alam Kubur

Tentunya seorang mukmin apabila dia mati maka dia mendambakan kuburnya adalah termasuk taman di antara taman-taman surga dan jauh dari panasnya api neraka. Rasulullah yang sangat sayang kepada umatnya telah memberikan tuntunan yang bisa menyelamatkan umatnya dari panasnya api neraka yaitu bershadaqah. Beliau bersabda :

إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ القُبُوْرِ

“Sesungguhnya shadaqah akan MEMADAMKAN PANASNYA kubur bagi pemilik shadaqah”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir, dan Al-Baihaqiy. Syaikh Al-Albaniy meng-hasan-kan hadits ini dalam Ash-Shohihah (3484)]

15. Shadaqah Adalah Sebab MALAIKAT MENDOAKAN Seseorang
Sungguh suatu kemuliaan tersendiri bila seseorang dido’akan oleh makhluk yang dekat dengan Allah yaitu para malaikat, tentu do’a tersebut adalah do’a yang mustajab. Maka dengan bershadaqahlah bisa menjadi sebab seseorang dido’akan oleh para malaikat. Rasululullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda :

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العَبْدُ فِيْهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَ يَقُوْلُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Tak ada suatu hari pun seorang hamba berada di dalamnya, kecuali ada dua orang malaikat akan turun; seorang diantaranya berdo’a, “Ya Allah berikanlah GANTI bagi orang yang BERINFAQ”. Yang lainnya berdo’a, “Ya Allah, berikanlah KEHANCURAN bagi orang yang MENAHAN INFAQ.”. [HR. Al-Bukhoriy dan Muslim ]

16. Termasuk Tujuh Golongan yang DINAUNGI

Padang Mahsyar merupakan tempat pengadilan. Allah akan mengadili dan memutuskan segala urusan dan perkara setiap hamba-hamba-Nya, baik itu berkaitan dengan hak Rabb-nya, orang lain, ataupun dirinya sendiri. Hari itu merupakan hari yang amat mengerikan dan menakutkan sehingga semua makhluk tunduk dan pasrah kepada Sang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, Allah Rabb alam semesta.

يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا يَ

“Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang
benar”.(QS.An-Naba’: 38)

وَتَرَى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jatsiyah: 28)

Belum lagi matahari didekatkan dengan sedekat-dekatnya. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, Ketika itulah para hamba menunggu dan mengharapkan perlindungan dan naungan dari Rabb-nya. Diantara golongan yang mendapatkan naungan saat itu, orang yang ikhlas bershodaqoh. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الإِمَامُ العَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِِعِبَادَةِ اللهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِيْ المَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِيْ اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمُ يَمِيْنُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat yang mana tidak ada naungan selain naungan Allah….seseorang yang BERSHODAQAH dengan suatu shadaqoh yang ia rahasiakan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa-apa yang telah dishadaqohkan oleh tangan kanannya”. [HR. Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (629), Muslim dalam Shohih-nya (1032)]

Sungguh agung dan besar keutamaan berhadaqah, akan tetapi suatu amalan tidak akan menjadi agung, tanpa disertai dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Semoga Allah memudahkan kita untuk bershadaqah baik shadaqah berupa materi, tenaga, pikiran maupun berupa ucapan. Amin… 
adab shodaqoh.....
shodaqoh..inilah bukti dari keadilan Allah SWT....menganjurkan untuk menyisihkan sebagian dari rezeki kita untuk membantu saudara kita yang tidak mampu......

dalam hal ini..adab shodaqoh ada 6..
yaitu....


1...
menyegerakan ketika sudah waktunya.....
ini untuk menampakkam rasa suka cita kita untuk memenuhi perintah Allah untuk membantu sesama....

2...
menyembunyikan dan meminimalisir orang yang mengetahuinya....
ini dimaksudkan untuk menghindari dari godaan riya' atau ingin terkenal...juga untuk menjaga rahasia kekurangan yang kita beri...menjaga peraasaannya...tapi,,bila kita bertemu dengan orang yang meminta minta kepada kita dihadapan orang banyak..kita tidak dianjurkan untuk tidak memberinya karena takut riya karena...orang yang meminta minta itu telah memulai dengnan tidak baik,,,yaitu menjadikan kemiskinan sebagai mata pencaharian...bila yang memiinta sudah dengan niat yang tidak suci..naka niat kita juga tidak wajib dijaga kesuciannya....

3...
menampakan shodaqoh agar dicontoh,,bukan karena riya'

4...
tidak merusak shodaqoh dengan mengungkit ungkit nya kembali...harus menganggap itu ringan
ini sessuai firman Allah "dan janganlah kamu merusak sadaqahmu dengan mengungkit ungkit dan menyakiti..."

5...
berapapun nilainya...kita harus menganggap itu ringan..
karena bila dianggap berat..maka akan muncul rasa tidak ikhlas...banyak ulama mengatakan...tidak sempurna ibadah seseorang kecuali dengan menganggapnya ringan..menyegerakan dan menyembunyikannya...

6...
menyeleksi orang2 yang akan menerima shodaqoh..dan tidak terpancang pada 8 golongan yang berhak menerima shodaqoh.....
adapun orang2 yang harus diutamakan yaitu....

a.
orang yg lebih bertakwa....
karena sesungguhnya menolong orang yg bertakwa termasuk berserikat dalam bertakwa...

b.
orang yang cerdik pandai...
karena dengan menolong mereka..sama saja dengan mengembangkan ilmu pengetahuan...
imam syafii pernah mengatakan "ilmu lebih mulia dari ibadah apabila dilakukan dengan niatan yang baik..."
dak menge
ibnu mobarok,seorang ulama sufi menyatakan "sesungguhnya aku tidak mengetahui derajat yang lebih tinggi dari orang yg berilmu setelah derajat para nabi...."

c.
orang yg akan diberi diketahui ketakwaannya...

d.
orang yg akan menerima adalah orang yg selalu menyembunyikan kebutuhannya dan tidak mau menampakkan kemiskinannya...
dia tetap tidak menampakkan kesedihan sama sekali....hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh para sahabat...orang mengira para sahabat adalah orang kaya karena selalu menjaga kehormatannya,,,ini ditunjukkan dengan tidak meminta secara memaksa..
karena mereka kaya dengan keyakinan yang mulia dan kesabarana....bershodaqoh kepada orang seperti ini pahalanya berlipat dibanding dengan orang yang meminta dengan memaksa....

e.
memberi sesuai tingkat kebutuhan dan kemiskinannya...

f.
yng diberi utamakan yg bmemiliki hubungn kekerabatan..ini dimaksudkan untuk menyambung tali silaturrahim...sillaturrahim sendiri memiliki kandungan pahala yang tak terhitung banyakknya...

demikian adab shodaqoh yang diajarkan islam....semoga Allah selalu memberi kemampuan untuk melaksanakan shodaqoh..amin...


Wallahu a'lam bishowab

Wassalam

OFA

Sumber :
- Amal yang dibenci dan yang dicintai Allah: panduan untuk muslimah, Majdi Fathi Sayyid, Nabhani Idris, Gema Insani, 1998, Hal 92-97
- Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 15 Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas.
 
Sedekah kepada siapapun akan mendapatkan ganjaran dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sedekah itu ada beberapa tingkatan : 1. Kepada kedua orangtua. 2. Kepada Mertua. 3. Kepada Isteri dan Anak-anak. 4. Kepada kerabat, seperti saudara kandung, Paman dan Bibi (baik dari pihak Bapak kita atau dari pihak Ibu kita ), keponakan, dan ipar. 5. Anak-anak yatim. 6. Orang-orang miskin. 7. Orang-orang yang kehabisan ongkos. 8. Teman seperjalanan. 9. Tetangga dekat. 10. Tetangga Jauh. 11. Orang-orang yang bekerja dengan kita(pembantu, supir, dan lain-lain). ( Lihat keterangan Al-Qur'an Surat Annisa' Ayat 36 dan 37).
Adapun bila seseorang bersedekah kepada Ibu Bapaknya, maka tidak terhitung besar pahalanya yang akan diperoleh orang itu dari Allah Subhanahu Wa Ta'alakelak di akherat. Sementara di dunia orang terebut akanmendapatkan barokah dan rahmat Allah serta rezeki yang berlimpah sebagai bonus dari-Nya. Kemudian, jika sedekah diberikan kepada Isteri, anak dan kerabat, maka nabi menjanjikan pahala dua kali lipat dibandingkan jika kita bersedekah kepada fakir miskin, akan kita peroleh pula. Padahal menurut Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 261 pahala bersedekah kepada fakir miskin saja akan diganjari paling sedikit 700 kali lipat ganda dari jumlah yang disedekahkan. Ini berarti sedekah kepada anak, isteri dan kerabat diganjari Allah paling sedikitnya 1400 kali lipat. Subhanallah......!
Adapun dalam Islam, para isteri yang bekerja dan mempunyai gaji, atau isteri yang memiliki harta yang banyak, tidaklah wajib memberi nafkah kepada suaminya. Dan, suaminyapun tidak berhak meminta uang isterinya itu.Namun, jika sang isteri berkenan dan rela memberikan uangnya untuk membantu nafkah yang merupakan kewajiban suaminya itu, maka sang isteri di sisi Allah akan mendapatkan pahala 1400 kali lipat.( Hadits shohih, mengenai isteri Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu yang meminta fatwa kepada Nabi tentang bantuan yang telah diberikannya kepada suaminya Ibnu Mas'ud yang miskin).
Kedudukan orang tua atas anaknya sangat istimewa dalam Islam. Dikisahkan oleh Nabi kita, jika seorang anak yang telah menikah, datang ke rumah orangtuanya, dan dia mendapati di rumah itu ada makanan, maka anak itu tidak halal memakan makanan tersebut tanpa izin orangtuanya.Sebaliknya, jika satu orangtua datang ke rumah anaknya, dan orangtua itu mendapati ada makanan di rumah itu, maka orangtua itu berhak memakan makanan tersebut tanpa minta izin kepada anaknya itu.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang suka bersedekah membantu semua orang. Bagaimanapun dalam hadits yang hasan shohih Nabi menjanjikan sedekah yang mana seseorang menanam pohon, kemudian buah-buah dari pohon itu dimakan burung, maka sang penanam pohon pun akan mendapat ganjaran pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Nabi bersabda : " Orang pemurah itu dekat kepada Allah, dekat kepada Malaikat, dekat kepada manusia, dekat kepada surga dan jauh DARI NERAKA. Sedangkan orang yang pelit, alias bakhil, jauh dari Allah, jauh dari Malaikat, jauh dari manusia, jauh dari surga, DAN DEKAT KE NERAKA...!" Dalam hadits yang lain Nabi bersabda: "Manusia yang terbaik adalah orang yang paling banyak memberi manfa'at kepada orang lain" ( H.R. Tabrani, hasan ).
Wallahu A'lam Bishshowab
sumber : http://tengkuzulkarnain.net/index.php/artikel/index/93/Sedekah-kepada-Orangtua-Sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar