Kamis, 07 Juni 2012

Jika aku menjadi istrimu nanti,

Jika aku menjadi istrimu nanti,

Aku takkan protes jika harus tinggal jauh dari keramaian

Asalkan kau tak perlu menghabiskan waktumu

Hampir setengah hari di perjalanan untuk pergi bekerja

Aku yang akan selalu menyiapkan secangkir kopi untukmu

Melepasmu dengan pelukan hangat di pintu depan

Dan menanti kecupan manismu di keningku

Jika aku menjadi istrimu nanti,

Aku akan menantimu di rumah

Menyiapkan air hangat untukmu melepas penat

Menyeduh segelas teh hijau untukmu

Dan memijat bahumu jika kau ingin

Lalu kita akan bersama-sama beristirahat

Berbagi cerita sambil berpelukan

Menyatukan rindu yang tak sabar ingin beradu

Jika aku menjadi istrimu nanti,

Kau tak perlu selalu terbangun malam-malam

Hanya untuk membuatkan susu si bungsu

Karena aku akan lebih dulu melakukannya

Dan membiarkanmu lelap dalam mimpi

Jika aku menjadi istrimu nanti,

Aku tak akan menuntutmu macam-macam

Tak akan membandingkanmu dengan tetangga sebelah

Yang rumahnya tujuh lantai

Dan mobilnya sekelas ferrarri

Tapi jika aku menjadi istrimu nanti,

Kau harus bersiap-siap

Karena aku secerewet mak lampir

Segarang singa lapar

Super keras kepala dan egois

Beratus-ratus kali lipat dari yang kau tahu sekarang

Tapi yang terpenting,

Jika aku menjadi istrimu nanti,

Aku ingin kau menjagaku

Agar aku tetap menjadi aku

Seperti aku yang kau jatuhi cinta saat itu

Tak berubah , ingkar atau berpaling

Oleh berbagai macam laluan yang kita lewati

Jika aku menjadi istrimu,

Aku juga ingin kau tetap jadi dirimu

Dengan cintamu yang tak bersyarat

Tak berubah, ingkar atau berpaling

Walau dunia sudah jadi kian berbeda

Jika aku menjadi istrimu, nanti.

(~saujana~)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar