Senin, 23 April 2012

MENGENAL MU’JIZAT NABI SAW SELAIN AL QUR’AN

Saudaraku…
Diantara tanda kesempurnaan iman kita adalah cinta kita terhadap Rasulullah saw melebihi kecintaan kita terhadap anak-anak kita, orang tua dan seluruh manusia. “Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada anak-anaknya, orang tua dan manusia seluruhnya.” (H.R; Bukhari).

Salah satu jalan yang dapat mengantarkan kita kepada cinta Rasul saw adalah mengenal secara dekat berbagai mu’jizat yang telah Allah swt kurniakan kepada beliau.
Fahrur Razi rahimahullah mendefinisikan mu’jizat, “Bahwa ia merupakan perkara luar biasa, dipenuhi dengan tantangan dan jauh dari segala warna pertentangan.”
Dengan memahami mu’jizat Nabi saw, akan menambah kekuatan iman dan keteguhan hati kita serta keyakinan yang kokoh perihal kebenaran agama kita yang lurus suci.
Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Sesungguhnya orang yang merenungi perjalanan hidup Muhammad saw akan mengantarkannya pada pemahaman yang shahih tentang kebenaran ucapan beliau, dan memberi kesaksian bahwa beliau adalah benar-benar utusan Allah Swt. Sekiranya tiada mu’jizat yang beliau punya selain sirahnya, maka hal itu sudah cukup.”
Berbagai keajaiban saat kelahiran
Ada berbagai peristiwa agung yang membuktikan kerasulan Muhammad saw ketika beliau dilahirkan ke dunia. Ibnu Sa’ad meriwayatkan, bahwa ibunda Rasulullah menuturkan, “Sewaktu bayiku lahir, aku melihat ada kilatan cahaya benderang yang memancar dari rahimku, menyinari istana-istana raja di Syam.”
Abdurrahman bin Hammad Ali Umar dalam bukunya ‘Dienul haq’ menuliskan, “Pada malam kelahirannya yaitu di saat keluarnya Nabi saw dari rahim ibunya, tampak alam semesta disinari cahaya cemerlang yang membuat manusia berdecak kagum dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah. Berhala-berhala Quraisy yang mereka sembah di sekitar Ka’bah bergoncang, singgasana Kisra raja Persia bergetar hebat, lebih dari sepuluh kebesarannya runtuh berjatuhan dan api Persia (api majusi) yang mereka sembah tiba-tiba padam, padahal belum pernah api itu padam selama dua ribu tahun sebelumnya.”
Peristiwa agung saat anak-anak
Tatkala beliau berumur 4 (empat) tahun, terjadi peristiwa pembedahan dada Rasulullah saw. Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw didatangi Jibril as pada saat beliau sedang bermain-main dengan teman-teman sebayanya. Jibril memegang beliau dan menelentangkannya, lalu membelah dada dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau seraya berkata, “Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu.” Lalu Jibril mencucinya di sebuah bejana terbuat dari emas dengan menggunakan air zamzam, kemudian menata dan memasukannya kembali ke tempat semula. Teman-temannya berlarian mencari ibu susuannya dan berkata, “Muhammad telah dibunuh.” Merekapun datang menghampiri beliau dengan wajah yang pucat pasi.
Peristiwa pembedahan dada Nabi saw adalah benar-benar terjadi, dan bukan bersifat maknawi seperti yang disebutkan para orientalis yang bertujuan untuk mengaburkan sirah Nabi saw.
Penjagaan Allah Swt saat remaja
Ibnu Atsir meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Tidak pernah terlintas dalam benakku suatu keinginan untuk mengikuti kebiasaan orang-orang jahiliyah kecuali hanya dua kali. Namun Allah Swt menghalangi antaraku dan keinginanku itu. Setelah itu aku tidak pernah lagi memiliki keinginan seperti itu sedikitpun hingga Allah Swt memuliakanku dengan risalah-Nya.
Suatu malam aku berkata kepada pemuda sebayaku yang sedang mengembalakan kambing bersamaku di suatu bukit di Mekkah, “Tolong awasi kambing-kambing gembalaanku, karena aku akan masuk Mekkah dan hendak begadang malam di sana seperti yang dilakukan para pemuda lain.”
“Aku akan melaksanakannya,” kata rekanku.
Lalu aku beranjak pergi. Di sana kudengar suara tabuhan rebana. Aku bertanya, “Ada apa ini?.” Tanyaku pada orang-orang. Mereka menjawab, “Acara puncak pernikahan Fulan dan Fulanah.” Lalu aku ikut duduk-duduk dan mendengarkan. Namun Allah Swt menutup telingaku dan aku langsung tertidur, hingga aku terbangun saat sengatan matahari esok harinya menyapa tubuhku. Di malam yang lain aku bermaksud melakukan hal yang sama. Tapi lagi-lagi aku mengalami kejadian seperti malam sebelumnya.”
Beberapa mu’jizat Nabi saw
Ketajaman do’a.
Ada beberapa sahabat yang dido’akan Nabi saw, dan Allah Swt langsung mengabulkan do’a beliau. Imam Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah saw pernah meletakkan tangan beliau di atas pundakku seraya berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah ia faqih dalam beragama dan ajarkanlah ia takwil (tafsir).” Dan sejarahpun mencatat bahwa Ibnu Abbas menjadi penafsir al Qur’an yang paling populer dari kalangan sahabat.
Rasulullah saw pernah mendo’akan Anas bin Malik dengan do’anya:
“Ya Allah, karuniakanlah kepadanya harta dan keturunan dan berikanlah keberkahan untuknya.”
Dalam riwayat lain disebutkan, “Ya Allah panjangkanlah umurnya.”
Do’a Rasulullah saw dikabulkan Allah Swt. Di mana Anas bin Malik adalah sahabat Anshar yang paling banyak harta bendanya dan paling banyak anak keturunannya. Setiap khataman Qur’an ia mengumpulkan semua anak cucunya yang lebih dari 100 orang. Usianya pun lebih dari 100 tahun. Kebun kurmanya panen dua kali dalam setahun. Kebunnya harum semerbak seperti kasturi.
Bulan terbelah menjadi dua bagian.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwa penduduk Mekkah pernah meminta kepada Rasulullah saw agar memperlihatkan sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah Swt, lalu beliau mengisyaratkan telunjuknya ke arah bulan sehingga bulan itu terbelah menjadi dua bagian.” (lihat surat al Qamar: 1-5).
Selamat dari daging domba beracun
Abu Daud meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma, bahwa pernah seorang wanita Yahudi (Zainab binti Al Harits) menaburi racun pada daging domba panggang yang dihidangkan untuk Rasulullah saw. Lalu beliau mengambil daging paha kambing dan memakannya dan turut makan pula bersamanya sebagian sahabat. Kemudian beliau bersabda, “Tahanlah tangan kalian.” Lalu beliau memerintahkan untuk memanggil wanita itu. Beliau bersabda kepadanya, “Apakah kamu racuni daging ini?.” Wanita itu berkata, “Siapa yang memberitahu engkau?.” Beliau menjawab, “Daging yang ada di tanganku ini yang memberitahu aku.” Wanita itu menjawab, “Ya.”
“Apa yang mendorongmu melakukan hal ini?.” Kata beliau. Wanita itu menjawab, “Jika engkau seorang Nabi, maka hal ini tidak akan membahayakanmu tetapi jika engkau bukan Nabi, maka kami akan menghabisi nyawamu.”
Pedang Ukasyah dari sepotong kayu
Pada perang Badar, pedang Ukasyah bin Mihshan al Asady ra patah. Karena itu ia menemui Rasulullah saw dan mengabarkan hal tersebut. Lalu beliau memberinya sepotong kayu dari akar pohon seraya bersabda, “Berperanglah dengan ini wahai Ukasyah!.” Setelah itu ia mengambilnya dari tangan beliau dan mengayunkannya. Potongan akar itu berubah menjadi sebilah pedang yang panjang, putih mengkilat dan amat tajam. Maka diapun bertempur dengan menggunakan pedang itu hingga Allah Swt memberikan kemenangan kepada kaum muslimin. Pedang itu dinamakan dengan “al ‘Aun” (pertolongan). Pedang tersebut menyertai Ukasyah dalam berbagai peperangan bersama Nabi saw, hingga ia terbunuh dalam perang riddah di masa kekhilafahan Abu Bakar ra.
Hujan deras mengguyur Madinah selama satu pekan
Anas ra meriwayatkan, “Ketika Rasulullah saw sedang menyampaikan khutbah Jum’at, tiba-tiba datang seseorang (badui) seraya berkata, “Wahai Rasulullah, kemarau panjang melanda (negeri), berdo’alah kepada Allah saw agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Lalu beliau berdo’a dan turunlah hujan, sehingga kami hampir terhalangi (air) saat kembali ke rumah kami. Hujan terus mengguyur (negeri) selama satu pekan. Pada Jum’at berikutnya orang itu atau yang lainnya berdiri seraya berkata, “Ya Rasulullah, berdo’alah agar Dia mengalihkan hujan ke daerah lain.” Lalu beliau berdo’a, “Ya Allah alihkanlah hujan itu ke sekitar kami dan bukan kepada kami.” (H.R; Bukhari).
Air mengucur dari bawah atau celah jari-jari Nabi saw
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah saw ketika waktu Ashar telah masuk. Orang-orang mencari air untuk berwudhu’ tapi mereka tidak menemukannya. Lalu disediakan air untuk Nabi saw dalam sebuah bejana. Kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam air tersebut lantas beliau memerintahkan manusia untuk berwudhu dengan air itu. Aku menyaksikan air mengucur dari bawah jari-jari tangannya. Maka semua orang berwudhu dari situ.”
Satu kuali daging kambing cukup untuk 3000 orang
Seperti dituturkan Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma dalam shahih Bukhari. Hal itu terjadi sewaktu Rasulullah saw dan para sahabatnya sedang menggali parit pada perang Khandaq th 5 H.
Pohon dan batu mengucapkan salam kepada Nabi saw
Tirmidzi meriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib ra berkata, “Aku pernah menemani Rasulullah saw di Mekkah. Ketika kami keluar melewati sudut-sudut (Mekkah), maka tidaklah beliau melewati pohon dan tidak pula bebatu melainkan ia mengucapkan, “Salam untukmu wahai Rasulullah.”
Rengekan batang kurma
Abu Bakar al Bazzar meriwayatkan dari Anas ra dari Nabi saw bahwa dulu beliau khutbah dengan berpegangan pada sebatang pohon kurma. Ketika mimbar telah dibuat maka beliau merubah posisinya ke atas mimbar. Lalu batang kurma itu merengek (seperti rengekan bayi) sehingga beliau memeluknya dan iapun diam. Beliau bersabda, “Sekiranya aku tidak memeluknya, niscaya ia akan terus merengek sampai hari kiamat.” (H.R; Ibnu Majah).
Induk burung mengadu
Imam Baihaqi meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata, “Suatu hari kami menemani Rasulullah saw dalam sebuah perjalanan. Lalu kami melintasi sebuah pohon dan kami mendapati di sana ada sarang burung yang terdapat di dalamnya dua ekor anak burung, lalu kami mengambilnya. Kemudian datang induknya menemui Rasulullah saw dengan mengepak-ngepakan kedua sayapnya (mengadu kepada Nabi saw). Beliau bersabda, “Siapa yang melukai perasaan seekor burung ini dengan mengambil kedua anaknya?.” Kami menjawab, “Kami yang mengambilnya.” Beliau bersabda, “Kembalikan kedua anaknya ke sarangnya.” Lalu kami meletakkan keduanya di sarangnya, maka sang induk burung tak kembali lagi.”
Saudaraku…
Itulah gambaran kecil dari mu’jizat Rasulullah saw selain al Qur’an. Mu’jizat tersebut berfungsi sebagai penguat risalah-Nya. Agar manusia dapat menyaksikan sebagaian tanda-tanda kebesaran-Nya dan menyakini kebenaran kerasulan Mauhammad saw.
Naum bagi insan kafir, munafik dan musyrik, tidaklah ia menyaksikan atau mendengar berbagai mu’jizat Nabi saw, melainkan akan semakin menambah kekufurannya dan semakin menjauhkan dirinya dari petunjuk-Nya. Allah Swt berfirman, “Telah dekat datangnya hari kiamat itu dan telah terbelah bulan (menjadi dua bagian). Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata, “Ini adalah sihir yang terus menerus.” (Q.S; Al Qamar: 1-2).
Ya Rabb, siramilah hati-hati kami dengan hujan iman dan bimbinglah perjalanan hidup kami serta jadikanlah kami tetangga rasul-Mu di surga-Mu. Amien. Wallahu a’lam bishawab.
Sumber:Status Ustadz Abu Ja’far
(http://www.facebook.com/profile.php?id=100000992948094)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar