Senin, 23 April 2012

Perisai Diri dari Gangguan Syetan dan Jin


Ilustrasi dari Inet
 1.    Menguatkan iman, mengikhlaskan niat, meluruskan aqidah, dan memurnikan tauhid dari segala bentuk syirik besar maupun kecil.
2.    Beribadah sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhkan diri dari segala jenis bid’ah dalam peribadatan ritual, baik berupa bid’ah dalam tata cara ibadah maupun bid’ah dalam niat, tujuan dan motivasinya.
3.    Secara umum, selalu berupaya menjaga ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
4.    Memelihara shalat fardhu secara tepat waktu dan dengan berjamaah di masjid bagi kaum pria, serta juga shalat-shalat nafilah (sunnah), khususnya shalat rawatib, qiyamul lail (minimal witir 3 rakaat) dan shalat dhuha minimal 2 rakaat.
5.    Memperbanyak tilawah Al-Qur’an setiap hari, khususnya pada malam hari, atau minimal mendengarkannya bagi yang terhalang, dan lebih afdhal lagi jika disertai dengan membaca terjemah tafsirnya untuk tadabbur.
6.    Mempersempit jalan syethan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal  tiga hari setiap bulan, yang boleh dan sunnah dilakukan pada tanggal berapapun, secara berurutan ataupun terpisah-pisah. Namun lebih utama jika ditepatkan pada ayyamul bidh, yakni tanggal 13, 14 dan 15.
7.    Senantiasa membasahi lidah  dan bibir dengan banyak berdzikir, baik dzikir secara khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu maupun dzikir secara umum seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan lain-lain.
8.    Menjaga wirid dzikir pagi dan petang dengan himpunan dzikir Al-Ma’tsurat misalnya atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
9.    Membekali diri dengan ilmu yang shahih (benar dan baik) berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, sesuai manhaj (garis dan pola baku pemahaman) Ahlussunnah Waljamaah, dengan banyak membaca, berkonsultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara manhaji (tersistem/terpola/tertata), dan lain-lain. Khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnafs (penyucian jiwa), tafsir Al-Qur’an, dan Al-Hadits.
10.    Menjauhkan diri dari kebiasaan melamun dan mengkhayal, serta menghindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani sampai membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, dan semacamnya, secara berlebihan, apalagi sampai putus asa.
11.    Mempertahankan diri selalu berada di tengah lingkar pertemanan, kebersamaan dan komunitas islami yang istiqamah atau kondusif bagi terjaganya kestabilan iman.
12.    Sering-sering bermuhasabah (berevaluasi/beritrospeksi) diri yang diikuti dengan senantiasa melakukan upaya taubatan nashuha dan istighfar sebanyak-banyaknya.
13.    Berusaha selalu memperbarui wudhu dari waktu ke waktu. Baik wudhu yang berfungsi sebagai sarana bersuci, maupun wudhu yang bersifat murni ta’abbudi (sebagai bentuk ibadah ritual tersendiri). Dimana dengan sifat kedua ini, wudhu juga tetap disyariatkan dan disunnahkan bagi misalnya kaum perempuan yang sedang berhalangan sekalipun. Karena memang salah satu manfaat utama wudhu, dengan kedua fungsi dan sifatnya tersebut, adalah sebagai wasilah perlindungan diri. Dan kebutuhan perempuan berhalangan akan hal itu tentu lebih besar daripada yang lain.
14.    Berupaya selalu menutup dan mengakhiri aktifitas hidup rutin setiap hari dengan melakukan tidur malam secara islami, yakni sesuai tuntunan dan contoh sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan cara :
a.    Tidur dengan niat, yang meliputi: tidur dengan sengaja, berserah diri kepada Allah,  memohon perlindungan dan penjagaan dari-Nya, dan berharap dibangunkan secara tepat waktu sesuai keinginan, sebaiknya sebelum subuh.
b.    Berwudhu, termasuk bagi yang berhalangan atau dalam kondisi junub.
c.    Shalat witir 3 rakaat, kecuali bagi yang yakin akan bangun malam.
d.    Membersihkan dan merapikan tempat tidur.
e.    Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 33 / 34 kali.
f.    Membaca Ayat Kursi dan dua/tiga ayat terakhir Surat Al-Baqarah.
g.    Mendekatkan dan menelangkupkan kedua telapak tangan ke mulut, seraya membaca surat-surat al-mu’awwidzat (surat-surat perlindungan): Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas, sambil meniup-niupkan nafas, lalu mengusapkan kedua telapak tangan tersebut pada anggota badan semerata mungkin. Dan ini dilakukan sebanyak tiga kali.
h.    Membaca satu atau lebih diantara doa-doa tidur yang maktsur dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
i.    Berupaya secara kuat untuk bisa membersihkan hati dari segala sisa perasaan yang buruk dan negatif terhadap siapapun diantara sesama saudara muslim.
j.    Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan.
k.    Jika bermimpi buruk hendaklah :
1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali.
2) Ber-ta’awwudz (membaca a’udzu billahi minasy-syaithanir-rajim).
3) Mengubah posisi tidur.
4) Tidak menceritakannya.
5) Lebih baik jika bangun, berwudhu, lalu shalat.
l.    Membaca doa bangun tidur.
m.    Jika tidak bisa melakukan tuntunan-tuntunan diatas secara lengkap dan sempurna, maka setidaknya tetap menjaga kadar minimal cara tidur yang nyunnah, yakni dengan berwudhu, membaca salah satu doa tidur yang terpendek sekalipun, dan tidur dengan menyimpan niat yang baik.
Oleh: Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar